Hujan Uang Rp100 Juta Warga Berebut
Mesuji pematang Panggang – Ratusan warga dari berbagai kecamatan di Kota Serang,Provinsi Banten,kemarin dikejutkan dengan ”hujan” uang yang disebarkan melalui pesawat Cessna.
Sebaran uang kertas yang diperkirakan sekitar Rp100 juta tersebut diperebutkan warga di Lapangan Grup I Kopassus,Taman Taktakan,Kecamatan Taktakan,Kota Serang,Banten. Pukul 09.30 WIB, saat pesawat yang menyebar uang terlihat,ratusan warga berteriak histeris dan berhamburan menuju lapangan.
Luapan kegembiraan warga sangat jelas terlihat saat uang kertas pecahan Rp1.000, Rp5.000, dan Rp10.000 serta tiket seminar Financial Revolution yang diadakan motivator terkemuka Tung Desem Waringin senilai Rp4.993.500 per lembar disebar dari pesawat yang melintas di atas lapangan. Warga pun mulai berebut uang yang jatuh tepat di lapangan.
Bahkan tak sedikit dari warga yang rela berlari mengitari lapangan hingga berkali-kali untuk mendapatkan uang yang disebar.Sementara pesawat penyebar uang terbang dengan ketinggian sekitar 200 meter dari atas permukaan tanah. Dari ratusan warga, tidak semuanya bernasib mujur,sebab ada yang tidak mendapatkan uang. Salah satunya Rosnah, 50,warga Desa Drangong, Kecamatan Taktakan yang mengaku sama sekali tidak mendapatkan uang. Padahal, dia sudah berlari mengejar uang kertas itu dengan sekuat tenaga. ”Aduh dapatnya hanya capek, kalau uang nggak dapat,” keluhnya saat ditemui di lapangan Kopassus kemarin.
Rosnah menginginkan, kalau memang ada orang yang akan memberikan uang kepada warga seharusnya tidak disebar, tetapi dibagikan langsung agar tidak berebut.Kendati demikian, dia mengaku senang dan akan ikut berebut bersama warga lain jika ada ”hujan”uang lagi.”Saya tidak kapok, cuma capek aja karena saya sudah tua,”katanya. Sementara itu, raut kegembiraan terlihat dari wajah Dede,24.Warga Kecamatan Taktakan ini mengaku berhasil mendapatkan uang Rp30.000.
”Walaupun capek tapi lumayan, duitnya bisa buat jajan anak,”ujarnya. Keadaan berbeda dialami Rian, 20. Meski kukunya terkelupas karena kakinya tersandung aspal,dia tidak mendapatkan uang selembar pun. ”Saya lari sangat kencang, tidak terasa ternyata kuku saya lepas karena tersandung,” ujarnya. Ratusan warga yang berebut uang tersebut mengaku tidak mengetahui maksud dan tujuan penyebaran uang dari pesawat. ”Hujan” uang secara dadakan ini sebenarnya merupakan kiat Tung Desem Waringin sebelum meluncurkan bukunya berjudul Marketing Revolution pada Juli mendatang.
Lewat penyebaran uang,Tung,yang selama ini dikenal sebagai pembicara dan pelatih sukses andal di Indonesia itu, ingin melakukan sesuatu yang dia sebut sebagai protes marketing. Dia melakukan protes atas begitu banyaknya biaya marketing yang dikeluarkan dan hanya menyebar seperti menaburkan uang di atas gunung berapi. ”Lantas hilang, lenyap tidak berbekas dan tidak pernah kembali,” ujarnya di Jakarta kemarin. Tung menargetkan, penjualan buku barunya dapat menembus 50.000 eksemplar.
Menurutnya, hasil penjualan buku tersebut sekarang sudah melebihi pencapaian buku Financial Revolution yang diterbitkan sebelumnya dan terjual 10.511 eksemplar.Pesanan buku baru tersebut saat ini sudah mencapai 10.000 eksemplar. Pendiri TDW Your ”Breakhthrough” Partner Tung Desem Waringin ini menjelaskan, buku terbarunya memberikan penjelasan mengenai konsep marketing.Bahwa marketing terbagi menjadi dua aliran, yaitu mengingatkan dan menawarkan.
”Kalau orang hanya mengingatkan, mengingatkan,mengingatkan terus-menerus tetapi tidak pernah menawarkan sama sekali juga susah terjadi penjualan dan malah boros biaya,”ungkapnya. Menurut Tung, buku terbaru yang ditulisnya hanya diselesaikan dalam waktu lima hari. Menurutnya, dia berharap buku yang akan dia keluarkan dapat memberikan manfaat untuk lebih meningkatkan kemampuan marketing seseorang dan dapat dibaca berbagai lapisan masyarakat yang berniat memperoleh motivasi baru dalam dirinya.
”Nantinya sebanyak 50% royalti penjualan buku tersebut akan saya sumbangkan untuk (kepentingan) sosial dan ke depan akan terdapat lagi berbagai seri buku revolution yang akan diterbitkan,” paparnya. Terkait penyebaran uang kepada warga,Tung mengatakan, awalnya acara tersebut akan dilakukan di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Namun karena tidak mendapatkan izin dari pihak keamanan, acara dipindah ke lokasi lain. Setelah melalui diskusi, yang dipilih adalah Serang.
Acara ini tidak sampai mengakibatkan kegaduhan karena telah diantisipasi dengan pengamanan yang baik. Menurut Tung, langkahnya tersebut bukan sebuah bakti sosial, tapi tindakan untuk lebih diingat banyak orang. (teguh mahardika/ arif dwi cahyono)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar